102. Sebab buah dikenal pohonnya.
- tingkah laku, budi bahasa, dan
perangai seseorangdapat menentukan ketinggian budinya.
103. Buah manis berulat didalamnya.
- kata- katanya sangat manis dan
menarik, tapi hatinya jahat.
BUAYA.
104. Lepas dari mult buaya, masuk
kedalam mulut harimau.
- sama besar bahayanya.
BUDI.
105. Yang elok budi, yang indah bahasa.
- budi bahasa yang baik itulah yang
menyelamatkan kita.
106. Sebab budi boleh kedapatan.
- jatuh kehormatannya, karena tingkah
laku yang jelek.
BUIH.
107.Kalau pandai meniti buih, selamat badan kesebrang.
- jika keras kemauan untuk mengerjakan sesuatu, walaupun susah niscaya
berhasil pula.
BUKIT.
108. Berdikit-dikit, lama-lama menjadi bukit.
- ilmu atau harta yng dikumpulkan dari sedikit, lama – lama menjadi banyak.
109. Kebukit sama mendaki, ke lurah sama
menuruni.
- sama- sama senang dan sama-sama susah.
110. Tak ada bukit yang tak dapat
didaki, tak ada lurah yang tak dapat di turuni.
- tak ada pekerjaan yang susah, jika
dikerjakan dengan kesungguhan.
BULAN.
111. Bagai bulan kesiangan.
- perwan yang pucat muka nya, karena
kurang tidur.
112. Seperti kejatuhan bulan.
- mendapatkan keuntungan yang sangat
besar.
113. Seperti bualan dengan matahari.
- perjodohan yang sesuai.
114. Sicibol merindukan bulan.
- menghendaki sesuatu yang mustahil.
BUMI.
115. Bumi dipijak, langit di junjung.
- mengerjakan dan menjunjung tinggi
segala perintah dan nasehatnya.
116. Bagai bumi dan langit.
- perbedaan yang sangat besar.
BUNDA.
117. Jangan salahkan bunda yang
mengandung, salah oleh badan yang buruk pinta.
- menyesali untung yang merugikan.
BUNGA.
118. Dimana bunga kembang, disitu
kumbang banyak.
- di tempat gadis yang cantik disitu biasanya berkumpul para pemuda.
119. Bunga yang harum itu ada juga durinya.
- tak ada yang sempurna, walaupun
sedikit pasti ada celanya.
BURUNG.
120. Harapkan burungterbang tinggi,
punai ditangan dilepaskan.
- mengharapkan keuntungan yang sangat
besar yang belum tentu didapatkan, keuntungan yang kecil telah dilepaskan.
BUTA.
121.
Seperti orang buta kehilangan tongkat.
- dalam keadaan yang sulit, tak tahu
akal untuk berbuat sesuatu.
CACING.
122. Seperti cacing kepanasan.
- orang yang gelisah.
CERMIN.
123. Janganbercermin di air keruh.
- jangan lah mencontoh hal yang buruk.
124. Buruk muka, cermin dibelah.
- kesalahan sendiri tetapi dijatuhkan
kepada orang lain.
CUPAK.
125. Cupak sepanjang betung, adat
sepanjang jalan.
- mengerjakan sesuatu hendaklah menurut
aturan yang berlaku.
DALAM.
126. Dalam laut dapat diduga, dalam hati
siapa tahu.
- tidak dapat mengetahui isi hati orang lain.
DATANG.
127. Datang tampak muka, pergi tampak punggung.
- waktu datang baik, waktu perginya pun harus baik pula.
DAYUNG.
128. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
- dapat menyelesaikan pekerjaan dalam
waktu yang bersamaan.
DAPAT.
129. Mendapat sama berlaba, merugi sama
kehilangan.
- se ia sekata, sejalan sepikiran,
sehina semalu.
DARAH.
130. Orang yang berdarah biru.
- orang bangsawan.
131. Menjadi darah daging.
- menjadi kebiasaan yang telah mendalam
dan tak dapat diubah lagi.
DUDUK.
132. Duduk salah, berdiri pun salah.
- serba salah.
133. Belum duduk sudah meluncur.
- melakukan pekerjaan dengan tergesa-gesa, tanpa berpikir lebih dahulu.
134. Duduk sama rendah, berdiri sama
tinggi.
- sederajat.
DURI.
135. Seperti duri dalam daging.
- hati yang sangat sakit, karena kata-kata yang meluakai perasaan.
DURIAN.
136. Mendapat durian runtuh.
- mendapat keuntungan/rezeki yang besar
dengan tak terduga.
ELOK.
137. Elok bahasa akan bekal hidup, elok
budi akan bekal mati.
- dengan berbudi bahasa yang baik orang
akan tetap dikenal dan disayang selama seseorang itu masih hidup ataupun
sesudah mati.
EMAS.
138. Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati.
- budi yang baik itu akan di ingat selama-lamanya.
139.
Kalau ada ber emas hidup, tiada ber emas mati.
- tiadak akan menederita kesusahan
hidup, jika mempunyai penghasilan yang tetap.
EMPEDU.
140. Bagai empedu lekat dihati.
- kasih sayang yang sangat mesra dan
tidak dapat diceraikan.
GADING.
141. Tak ada gading yang tak retak.
- tak ada sesuatu yang sempurna,
walaupun sedikit pasti ada cacatnya.
142. Semahal-mahal gading, kalau patah
tidak berguna.
- semulia-mulianya orang, kalau ia
berbuat kejahatan, tentu tak akan berharga lagi dalam masyarakat.
GAJAH.
143. Gajah mati karena gadingnya.
- binasa karena kekayaannya atau
kebesarannya.
144. Gajah berjuang dengan gajah,
pelanduk mati ditengah tengah.
- jika terjadi pertengkaran para
pemimpin rakyat jelata yang menjadi kurban.
GAYUNG.
145. Gayung bersambut, kata berjawab.
- dengarkan dulu kata orang lain, baru
kita memberikan tanggapan.
GARAM.
146. Membuang garam dilaut.
- memberikan pertolongan kepada orang
yang tidak membutuhkan pertolongan.
147. Garam dilaut, asam digunung,
akhirnya bertemu dalam belanga.
- kalau sudah jodoh meskipun berlainan tempat akan bertemu juga.
GARUK.
148. Belum berkuku hendak menggaruk.
- belum berkuasa sudah berlagak mencari
kesalahan orang lain.
GEMUK.
149. Gemuk membuat lemak, cerdik membuang
kawan.
- orang yang tiadak mengindahkan kaum
kerabatnya.
GULA.
150. Semanis-manis gula ada pasir
didalamnya.
- kata-kata yang manis kadang kala
mengandung tipu muslihat.
151. Hitam-hitam gula jawa.
- walaupun hitam tapi manis wajahnya.
GUNUNG.
152. Takkan lari gunung dikejar,
hilangkabut tampaklah ia.
- mengerjakan sesuatu hendaklah
hati-hati agar selamat.
153. Mksud hati memeluk gunung, apa daya
tangan tak sampai.
- mempunyai cita-cita yang tinggi,
tetapi tak mampu untuk mencapainya.
154. Rendah gunung, tinggi harapan.
- meskipun keadaan kurang memuaskan,
tetapi mempunyai harapan yang tinggi.
HARI.
155. Hari pagi dibuang-buang, hari petang dikejar-kejar.
- pekerjaan yang slalu ditunda-tunda untuk mengerjakan, akhirnya
terbengkalai.
HARIMAU.
156. Sudah masuk kedalam mulut harimau.
- talah pasti mati atau sengsara, karena tidak mungkin tertolong lagi.
157. Harimau mati meninggalkan belang,
gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.
- orang yang selama hidupnya bertingkah laku
dan berbuat baik, setelah matinya pun tetap dikenang.
158. Takkan harimau makan anaknya.
- mustahil seseorang mencelakakan anak
nya, walaupun berdosa besar sekalipun.
HATI.
159. Hati tak lepas,dendam tak sudah.
- belum memperoleh kepuasan.
160. Hati bagai pelepahjantung bagai
jantung pisang, telinga bagai telinga rawah.
- orang yang tidak mempunyai perasaan
halus, tidak tahu membedakan baik dan buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar