161. Hemat pangkal kaya, sia-sia utang
tumbuh.
- barang siapa ingin kaya hendaklah
hemat dan menabung, pemborosan pasti mempunyai banyak utang.
HIDUNG.
162. Seperti kerbau dicocok di hidung.
- tidak membantah, selalu menurut saja.
HIDUP.
163. Dari pada hidup bercermin bangkai,
lebih baik mati berkalang tanah.
- lebih baik mati dari pada hidup
menanggung malu.
164. Hidup segan, mati tak mau.
- hidup penuh kesusahan, karena lama
menanggung sakit.
165. Hidup dikandung adat, mati
dikandung tanah.
- selama kita hidup harus menaati
aturan-aturan atau hukum, karena pada akhirnya kitapun mati dan harus
mempertanggung jawabkan kehidupan kita dimuka bumi ini.
HILANG.
166. Hilang tak tentu rimbanya, mati tak
tentu kuburnya.
- tak berketentuan, belum ada
kepastiannya.
HUJAN.
167. Hujan emas di negri orang, hujan
batu dinegri sendiri, baik juga di negri sendiri.
- betapa mulianya diperantauan, lebih
bahagia/lebih senang di negri sendiri.
168. Tak lapuk karena hujan, tak lekang
karena panas.
- tidak dapat berubah ( tetap).
HULU.
169. Dihulunya keruh, dimuaranya pun
keruh.
- jika permulaannya jelek, akhirnya pun
jelek juga.
IBU.
170. Kasih ibu sepanjang jalan, kasih
anak sepanjang galah.
- kasih ibu tiada terhingga, tetapi
kasih anak terbatas, kadang-kadang tidak ada sama sekali.
IKAN.
171. Seperti ikan pulang kelubuk.
- orang yang pulang ketempat asalnya, tak mudah ia pergi lagi.
172. Ikan gantung, kucing tunggu
- kesal melihat barang yang diinginkan,tetapi tidak mungngkin didapatkan.
173. Ikannya belum didapat,tetapi airnya
sudah keruh.
- tindakan yang tidak bijaksana.
IKUT.
174. Ikut hati mati, ikut rasa binasa, ikut
mata buta.
- janganlah menuruti hawa nafsu, supaya
selamat.
IRIS.
175. Bagai di iris denagan sembilu.
- sakit hati yang sangat sedih.
ITIK.
176. Seperti iti pulang petang.
- jalannya tidak benar (suka
menyeleweng).
177.Tak usah itik di ajar berenang.
- tidak berguna mengajarkan sesuatu
kepada orang yang sudah tahu.
INDAH.
178. Indah kabar daripada rupa.
- lebih bagus apa yang dikabarkan
daripada kenyataannya.
JANTUNG.
179. Makan hati berulam jantung.
- sangat sedih melihat kelakuan keluarga
yang kurang baik.
JATUH.
180. Sudah jatuh, ditimpa tangga.
- ditimpa musibah berturut – turut.
181. Buah jatuh kepangkalnya.
- tabiat oarang tuaturun kepadanya.
KACANG.
182. Karena panas hari, lupa kacang akan kulitnya.
- seseorang yang telah dapat kebahagiaan, lupa kepada orang yang pernah
menolong nya.
KAKI.
183. Berjalan peliharakan kaki, berkata
peliharakan lidah.
- mengerjakan atau berbuat sesuatu harus
berhati-hati, karena jika sudah salah tak dapat diperbaiki lagi, kata kata yang
salah atau jelek tak mudah ditrik kembali.
184. Cepat kaki, ringan tangan.
- selalu cepat atau siap menolong orang
lain.
KAPAL.
185. Besar kapal, besar gelombang.
- makin tinggi kedudukan makin banyak
rintangan.
KATAK.
186. Seperti katak dibawah tempurung.
- orang yang kurang luas pandangannya.
187. Katak hendak jadi lembu.
- hendak meniru kelakuan orang yang besar, akibatnya kesusahan yang didapat.
KAYA.
188. Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya.
- ingin pandai hendaklah belajar, dan bila ingin kaya berhematlah.
KAWAN.
189. Menohok kawan seiring.
- mencelakakan kawan sendiri.
KERBAU.
190. Seperti kerbau dicocok di hidung.
- orang yang bodoh dan selalu menurut
saja.
KENAL.
191. Karena tak kenal, maka tak sayang.
- jika belum mengetahui, kita belum
dapat mengatakan baik buruknya.
KERIS.
192. Seperti keris makan tuan.
- tipu daya yang dipakai akhirnya
membinasakan diri sendiri.
KULIT.
193. Karena tebal kulit muka.
- orang yang tidak mempunyai rasa malu.
KUMAN.
194. Kuman disebrang lautan tampak,
gajah dipeluuk mata tiada tampak.
- kesalahan orang lain yang kecil
diketahui, kesalahan diri sendiri yang sangat besar tiada diketahui.
LABA.
195. Laba sama dibagi, rugi sama
diterjuni.
- sama- sama beruntung dan sama- sama
merugi.
196. Belum tahu akan laba merugi.
- belum berpengalaman hingga belum dapat
membedakan baik dan buruk.
LADANG.
197. Lain lading lain belalang, lain
lubuk lain ikannya.
- masing-masing daerah mempunyai adat
istiadat sendiri-sendiri.
LAMPU.
198. Seperti lampu kekurangan minyak,
- seseorang yang miskin, yang hidupnya makin hari makin susah.
LANCUNG.
199. Sekali lancung keujian, seumur
hidup orang tak percaya.
- sekali saja kita mengingkari janji,
selama-lamanya orang tidak akan percaya.
LEMAH.
200. Lemah tak patah, lunak tak hancur.
- kelihatan tak berdaya, tetapi tak
dapat dipermainkan.
LEMPAR.
201. Lempar batu sembunyi tangan.
- melakukan pekerjaan yang membikin kacau, tapi seolah-olah tidak tahu
apa-apa.
LIDAH
202. Berkata peliharakan liddah,
berjalan peliharakan kaki.
- berhati-hati dalam mengatakan atau
berbuat sesuatu, jangan sampai melakukan kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar